Skip to main content

Artikel Tentang Mikroba Dalam Kehidupan Sehari-hari Di Dunia Kesehatan

Ada Bakteri Di Balik Keputihan

"Perlu kamu ketahui, bahwa di setiap badan kita pastinya banyak sekali bakteri yang menempel, salah satunya didalam dunia kesehatan yaitu organ reproduksi pada kaum wanita di bagian miss V-nya  yang menyebabkan masalah dibalik keputihan"


Sumber gambar : ciricirikeputihan.com


Apakah kamu pernah mengalami rasa tidak nyaman dibagian miss V? Tentu saja, masalah seperti ini menjadi bagian yang selalu terjadi setiap kaum wanita. Banyak sekali kaum wanita dalam menyepelekan masalah kebersihan miss V-nya. Salah satunya adalah keputihan. Keputihan atau biasa disebut leukorrhea atau fluor albus adalah penyakit yang banyak diderita kaum wanita, seperti wanita dewasa, remaja, ibu hamil, seorang wanita di usia menopause, dan bahkan pada bayi yang baru dilahirkan. Yang ditandai dengan keluarnya cairan bukan darah dari vagina. Beberapa orangtua sempat cemas anaknya mengalami gangguan keputihan atau keluar cairan lengket dari alat kelaminnya. Dan sampai sekarang masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Tetapi tidak banyak wanita yang tahu apa itu keputihan dan terkadang menganggap enteng persoalan keputihan ini.

Data keputihan tentang kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa 75% wanita di dunia mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Di Indonesia kejadian keputihan semakin meningat. Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa pada tahun 2002 sebanyak 50% wanita Indonesia pernah mengalami keputihan, kemudian tahun 2004 meningkat menjadi 60% dan pada tahun 2008 meningkat lagi menjadi hamper 70% wanita Indonesia pernah mengalamai keputihan setidaknya sekali dalam seumur hidup (Katharini,2009).

Melalui dalam pengertiannya, ada berapa macam keputihan itu? Keputihan terbagi menjadi dua macam yaitu bersifat fisiologis dan patologis. Keputihan fisiologis, Jenis keputihan ini biasanya sering terjadi saat masa subur, serta saat sesudah dan sebelum menstruasi. Biasanya saat kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir yang berlebih, itu adalah hal normal, dan biasanya tidak menyebabkan rasa gatal serta tidak berbau. Keputihan fisiologis atau banyak menyebutkan fisiologis normal yang memiliki ciri-ciri seperti cairan keputihan encer, cairan yang keluar berwarna krem dan bening, cairan yang keluar tidak berbau, tidak menyebabkan rasa gatal, dan jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit. Tidak hanya itu saja, melainkan Penyebabnya bisa karena keletihan, alergi dengan bahan pakaian dalam, alergi makanan atau bahkan salah satu gejala pra menstruasi.

Bagaimana dengan keputihan patologis? Keputihan jenis patologis disebut juga sebagai keputihan tidak normal. Jenis keputihan ini sudah termasuk ke dalam jenis penyakit yang cukup bahaya. Keputihan patologis dapat menyebabkan berbagai efek dan hal ini akan sangat mengganggu bagi kesehatan wanita pada umumnya dan khususnya kesehatan daerah miss V. Yang memiliki ciri-ciri, cairan bersifat kental, cairan yang keluar memiliki warna putih seperti susu, atau berwarna kuning, cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap, biasanya menyisakan bercak-bercak yang terlihat pada celana dalam wanita, dan jumlah cairan yang keluar sangat banyak. Jamur Monilia atau Candidas. Berciri-ciri memiliki warna putih seperti susu, cairannya sangat kentar, sangat berbau tidak sedap dan menimbulkan rasa gatal pada sekitar daerah miss V. Hal ini dapat menyebabkan alat kelamin mengalami radang dan kemerahan.

 Apa saja bakteri yang terkandung dalam keputihan ini ? Keputihan patologis akibat adanya infeksi akan mengakibatkan meningkatnya resiko bayi lahir prematur pada wanita hamil dan bayi pun akan turut terkena infeksi. Bayi yang terkena infeksi virus beresiko mengalami gangguan pencernaan dan gangguan pernapasan hingga bisa menyebabkan bayi mengalami kematian. Dan bayi yang mengalami infeksi akibat bakteri dapat menyebabkan kebutaan pada bayi. keputihan ini dapat diakibatkan dengan infeksi alat reproduksi bagian bawah atau daerah yang lebih proksimal, yang bisa disebabkan oleh infeksi gonococcus, trikomonas, klamidia, treponema, candida, human papiloma virus, dan herpes penitalis (koneman,1992).

 Dari sekian bakteri-bakteri diatas, Bagaimana pertumbuhan bakteri itu terjadi? Dan Bagaimana cara bakteri tersebut mengambil nutrisinya? dijelaskan salah satunya yaitu Bakteri Gonococcus, coccus gram negatif “Neisseria gonorrhoeae” di temukan oleh Neisser tahun 1879. Neisseria gonorrhoeae ini adalah diplokokus berbentuk biji kopi, bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis diplokokus gram negatif dengan ukuran 1,8-1,6 mikro, bersiat tahan asam. Bakteri Gonoccus tidak tahan terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi seksual. Bakteri ini tahan terhadap  oksigen tetapi biasanya memerlukan 2-10% CO2. dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan nutrisinya dari zat besi untuk tumbuh dan mendapatkannya melalui transferin dan hemoglobin. Organisme tidak dapat hidup pada daerah kering, dan suhu rendah. Tumbuh optimal pada suhu 35-370C dan pH 7,2-8,5. Banyak wanita menganggap cairan yang keluar dari vagina itu sebagai cairan biasa. Padahal menurut penelitian 75% dari seluruh wanita di dunia akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup. Bahkan 45% wanita mengalami dua kali atau lebih dan 92% keputihan disebabkan oleh jamur yang disebut Candida albican (Maria, 2009). Data World Health Organization (WHO, 2011). Merekomendasikan bahwa yang menjadi masalah kesehatan reproduksi diantaranya, wanita hamil yang mengalami keputihan sebesar 31,6% yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Salah satu keluhan yang sering dijumpai di klinik kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah keputihan, 16% penderita keputihan adalah akseptor Keluarga Berencana (KB) dan ibu hamil, (Aghe, 2009). Sedangkan menurut (Zubier, 2003).Mengatakan bahwa wanita di Eropa yang mengalami Keputihansekitar 25%. Dari Data Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2009), di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami Keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (Nurmah, 2012). Data Departemen kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI, 2009), kejadian keputihan banyak disebabkan oleh bakteri candiadosis vulvavagenitis, pada daerah Jakarta dan ini juga dikarenakan banyak perempuan yang tidak mengetahui membersihkan daerah vaginnya. Hal ini karena kebiasaan wanita sejak remaja, yang berperilaku buruk dalam menjagakebersihan organ genetalianya (Widyastuti, Dkk, 2009).

   Banyak sekali bakteri yang mempengaruhi adanya keputihan salah satunya juga yaitu Bakteri Treponema Pallidium, Penyebab keputihan ini juga merupakan bakteri penyebab penyakit kelamin sifilis. Bakteri ini juga menimbulkan banyak kutil disekitar vagina, mengelilingi lubang vagina dan juga pada bibir kemaluan wanita. Bakteri ini berbentuk spiral panjang 6-15 μ, lebar 0, 25 μ, lilitan 9-24 dan tampak bergerak aktif (gerak maju & mundur, Berotasi undulasi sisi ke sisi) pada pemeriksaan mikroskopis lapangan gelap. Bakteri Gardnella, keputihan akibat infeksi bakteri ini memiliki ciri berwarna keabuan, sedikit encer, memiliki bau amis. Keputihan jenis ini dapat menimbulkan rasa gatal yang sangat menggangu. Bakteri ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut clue cell. Pertumbuhan yang optimal pada pH 5-6,5. Dan yang terakhir bakteri yang diakibatkan salah satu Virus, yaitu  keputihan jenis ini timbul akibat penyakit kelamin, seperti HIV/AIDS, herpes dan conyloma. Timbulnya kutil-kutil yang banyak dan diikuti oleh cairan berbau menandakan adanya virus condyloma. Biasanya ibu hamil sering terjangkit oleh virus ini. Virus yang dapat ditularkan oleh hubungan intim yaitu virus herpes. Cirinya adanya luka yang melepuh di sekitar lubang alat kelamin, terasa panas dan menimbulkan rasa gatal. Kanker mulut rahim yang sangat berbahaya bagi kaum wanita dapat di picu oleh keputihan yang disebabkan oleh keputihan akibat virus.

   Setelah, kamu telah mengetahui dari pengertian, mikroba, nutrisi dan pertumbuhannya pada penyakit keputihan, Apakah penyakit keputihan ini memiliki peranan?Ya, secara umum perlu kamu ketahui bahwa, Greer,Cameron dan Mangowan (2003) mengemukakan di dalam vagina terdapat berbagai bakteri, 95% adalah bakteri laktobacillus dan selebihnya bakteri patogen (bakteri yang mengalami penyakit). Dalam keadaan ekosistem vagina yang seimbang, bakteri patogen tidak akan menganggu. Peran penting dari bakteri dalam flora normal vagina adalah untuk menjaga keasaman pH agar tetap pada level normal. Dengan tingkat keasaman tersebut, lactobacillus akan tumbuh subur dan bakteri patogen akan mati. Pada kondisi tertentu, pH bisa berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari normal. Jika pH vagina lebih dari 4,2 atau turun dari 3,8  maka jamur akan tumbuh dan berkembang. Akibatnya lactobacillus akan kalah dari bakteri patogen. Lingkungan vagina normal, ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara lactobacillus achidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap bakteri patogen. Karena aksi dari ekstrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang normal yaitu 3,8-4,2 sehingga pada level ini bakteri lactobacillus akan menang dan bakteri patogen akan kalah.

 Mengenai pengontrol,disini membahas tentang bagaimana cara mengobati dan mengatasi adanya keputihan. Dengan terjadinya keputihan, kamu sebagai kaum wanita janganlah takut untuk menghadapi masalah ini dengan salah satu kata keputihan itu merupakan upaya perlindungan, bukan penyakit. Selalu untuk menjaga kebersihan sekitar bagian mis V, dan selalu membersihkan dan merawatnya sepanjang saat. Tentu, banyak sekali cara-cara yang dapat lakukan salah satunya adalah ada dua cara pengobatan yaitu pengobatan dengan cara diminum  dan pengobatan dengan memasukkan obat ke dalam liang vagina, Kedua bentuk obat tersebut mampu membasmi bibit penyakit, tetapi obat yang dimasukkan ke dalam vagina hanya diberikan kepada wanita yang sudah menikah, bukan untuk gadis karena bisa merusak selaput darah. Secara medis, keputihan harus dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium untuk melihat jenis penyebabnya. Dari hal tersebut, Dokter bisa memilih jenis pengobatan yang tepat. Cara ini sangat tepat tapi kurang praktis dan tidak ekonomis. Secara praktis, dokter seharusnya sudah bisa mengetahui dan memastikan jenis keputihan yang diderita ketika mendengarkan keluhan pasien misalnya warna dan bau yang muncul. Dengan cara itu dokter dapat memberi obat yang tepat tanpa harus mengambil sampel lendir untuk diperiksa di laboratorium. Kebanyakan pasien keputihan juga tidak mau diambil lendirnya untuk pemeriksakan laboratorium. Selain pengobatan medis, terdapat juga cara tradisional mengobati keputihan berupa ramuan yang terdiri dari bahan-bahan alami sehingga aman digunakan. Serta untuk mengatasinya adalah untuk selalu memperhatikan agar organ intim anda tetap pada kondisi sehat dan bersih  tanpa terserang penyakit apapun, diantaranya selalu memakai pakaian kering, hindari stress, Kurangi untuk kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan dan banyak mengeluarkan keringat, Bersihkan dengan benar apabila sudah BAB/BAK dan Keringkanlah selalu vagina anda setelah mandi, cebok atau mencuci vagina sebelum anda berpakaian dan lain-lain. Dari penjelasan tersebut semoga hal ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Referensi :

    Anonim.______.http:/www.mitrakeluarga.net/kemayoran/kesehatan004.html.2012.Diakses  pada tanggal 20 April 2015.Pukul 20.00 WIB.

Agustini (2007). Si Putih Yang Mengganggu. Online.

Anonim.______.www.dream.co.id/fresh/keputihan-bukan-suatu-penyakit-150225a.html 2015.Diakses  pada tanggal 19 April 2015.Pukul 15.00 WIB.

Anonim.Keputihan.https://id.scribd.com/doc/179914788/keputihan-pdf.Diakses pada tanggal 20 April 2015. Pukul 12.00 WIB.    

Aghe NS . Aplastic anemia, myelodysplasia, and related bone marrow failure syndromes. In: Kasper DL, Fauci AS, et al (eds). Harrison’s Principle of Internal Medicine.2009. Diakses pada tanggal 20 April 2015. Pukul 15.00 WIB.

BKKBN (2009).Keluarga Berencana dan Kependudukan. Available from: http://www.bkkbn.go.id/Webs/DetailRubri k.aspx?MyID=2664A ccessed: Maret 20, 2014 .pukul 20-19 wita.

Depkes RI .Penyakit Menular Penyebab Kematian Terbanyak Di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. http://www-.depkes.go- .id-/index-.php/berit-a/press-release/1637- penyakit-tidak-menular-ptm-penyebabkematian-terbanyak-di-indonesia.html.2009.Diakses pada tanggal 20 April 2015. Pukul 15.00 WIB.



Koneman, E. W (et al). 1992. Color Atlas and Text Book of Diagnostic Microbiology. J.B Lippincott Company. Philadelphia

Iswati Erna. Awas Bahaya Penyakit Kelamin.Jogjakarta : DIVA Press.2010.

Widyastuti, Dkk. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta Fitamaya.http://www. Jurnalpendidikanbidan.Com/ arsip/ 36-ferbuari-2013/97. Diakses pada tanggal 19 April 2015.Pukul 12.00 WIB.

Zubier, F.Kondilomata Akuminata. In S . F. Daili, W. I. Makes, F. Zubier, & J. Judanarso (Eds.), Penyakit Menular Seksual (pp. 125130).2003. Diakses pada tanggal 20 April 2015. Pukul 15.00 WIB.

Comments

Popular posts from this blog

Article Of Microbiology

Streptococcus salivarius : Waspadai Penyakit dari Gigi dan Mulut         Penahkah kamu mengalami bau mulut yang tidak merasa pede ketika berbicara dengan orang lain? Bahkan lidahmu yang kelihatan bintil-bintil hitam. Tanpa disadari bahwa betapa banyak kamu memakan makanan yang manis dan berbau sedap, semakin banyak bakteri yang menempel disetiap sela-sela gigi dan lidah mu. Apalagi kamu tidak membersihkannya. Kemungkinan akan berdampak fatal bagi kesehatan tubuhmu.  Mau tahu apa penyebabnya? Dan bagaimana solusinya. Dalam artikel saya kali ini membahas  tentang salah satu bakteri Streptococcus salivarius yang kebanyakan ditemukan disisi dorsal lidah, yang akan menjelasakan masalah datangnya bau mulutmu. Klasifikasi ilmiah   Kerajaan: Bakteri  Filum    : Firmicutes  Kelas:   Basil Order: Lactobacillales Keluarga: Streptococcaceae Genus: Streptococcus Spesies S. salivarius  Nama Binominal Streptococcus salivarius         Sebenarnya masal